Pages

The Real Me




Ardhia Pramesti Regita Larasati. Akrab dipanggil laras. Duduk di bangku kelas 5 SD waktu itu. Sekolah di SD Bakti Mulya 400. kegemaranku banyak. Dari mulai sepedahan keliling komplek, main basket sama temen-temen, makan ayam goreng, main games di komputer, renang, twitteran,  update instagram,  eh iya twitter dan instagram masih belum booming saat itu, hangout sama temen-temen, travelling, menari-nari sendiri, kadang suka bantuin motong-motong juga di dapur , dan ngomong ngomong sendiri dengan berbagai ekspresi di depan cermin sambil bertingkah gila seperti apa yang ada di pikirannya. Yaah, yang terakhir itu memang sering sekali dilakukan. Sampai sampai suka di cari-cari mama gara-gara kelamaan di depan cermin. Duh, kebanyakan gak sih..? Atau kurang? Nanti kita bahas lagi ya mengenai hobby. Sip. Haha, yowes kita mulai dari mana nih enaknya? Oh, I know. Beranjak dari sekolah dulu yaaa.

Outbond= Character Buliding
Laras TK A
Meniti tali tambang. Sejauh 2 m. #outbond #TK A
Bicara tentang sekolah tak bisa lepas dari seorang mama. Mamaku itu orang yang amat sangat selektif masalah sekolah. Survey sekolah kemana-mana, dari sekolah yg paling jauh sampe yg sebelah rumah. Dari yg paling bagus sampe yang biasa-biasa aja. Comparation nya lumayan banyak juga. Dan akhirnya menemukan yang klop. Aku udah masuk sekolah dari umur 2 tahun lho. Kelas toddler waktu itu. Mengasah motorik halus motorik kasar, belajar berinteraksi dengan orang -orang di luar keluarga, belajar bersosialisasi bahasa kerennya.., hehee, sok tahu ya laras, laras sering denger aja orang dewasa bicara begitu. Berinteraksi dengan guru- guru dan teman-teman  sebaya untuk pertama kalinya. Karena  aku tunggal, so i'm so excited when i'm at school. Ini masih toddler...!  lanjuuuut... , toddler sampe TK B (nol besar) di sekolah yang sama yaitu TK Islam Fitrah Al-Fikri tepatnya. Yang berkawasan di Depok, Jabar. Menyenangkan sekali, sekolah yang sangat ramah anak, bermottokan 'Tanpa tekanan, tanpa paksaan”. Disini juga pertama kalinya laras belajar adab dan budi pekerti. Pendidikan karakter ini memang menjadi prioritas utama bagi kedua orangtuaku dalam mendidik anaknya. Laras TK juga sudah sedikit dikenalkan Sang Pencipta dan segala ciptaanNYA, lewat dongeng-dongeng yang acapkali di dendangkan oleh guru. hmm.. Ingat sekali, waktu itu baru duduk di TK B umur 5 tahun laras kecil sudah berhasil menunaikan puasa sampai maghrib. Alhamdulillah, Ketika buka puasa bersama (iftor jama'i) namaku dan beberapa murid lainnya dipanggil untuk naik ke atas panggung, sebetulnya aku gak tahu kenapa namaku dipanggil. Wah, ternyata kami yang berada di atas panggung mendapat apresiasi dari guru-guru karena sudah menjalankan puasa sampai maghrib. Guru-guru disini memang mendidik murid-muridnya untuk takut pada Sang Pencipta dan selalu menjalankan segala perintahnya termasuk berpuasa sedini mungkin dengan tertib. Ketika menerima piagam itu, seperti biasa aku tersenyum dan tertawa polos dengan teman-temanku yang juga berada di atas panggung. Ya, layaknya seorang anak TK yang salah tingkah di panggung, seraya mencari-cari keberadaan mama di tengah kerumunan ibu-ibu yang sedang bercengkerama, lalu aku menemukan mama dari kejauhan. Mama mengangkat ibu jarinya, mengangguk angguk tanda setuju dan syukur, menyemangatiku sambil tersenyum bangga padaku.  
Laras,Yayi,Bila setelah ikut lomba nasyid.

 Satu lagi catatan kecil yang tak pernah ku lupa, Ibu guruku pernah bilang, ketika pengambilan raport tentang perkembangan anak-anak didiknya “Laras itu anak yang senang tampil Bunda, Ia senang sekali kalau diberi kesempatan maju ke depan kelas untuk unjuk kebolehan.” weleh.., kecil-kecil udah banci tampil juga Laras.. hihii .  Bicara soal tampil, ketika maulid Nabi aku dan sahabat-sahabatku ditunjuk untuk mengikuti lomba nasyid. Kami memang mempunyai kegemaran yang sama yaitu 'tampil'. Kami pun berhasil mendapat juara pertama atas kebolehan yang kami tunjukan. Senang sekali rasanya. Aku, Bila dan Yayi saling berpelukan. Saat perpisahan tiba (beralihnya masa TK ke SD) beberapa teman termasuk aku meneruskan untuk melanjutkan SD di sekolah yang berbeda, sementara yang lainnya seperti dua sahabatku ini meneruskan ke SD yang sama. Pada momen inilah aku merasakan kehilangan sahabat dekat untuk pertama kalinya. Sedih memang, tapi rasa ingin tahuku tentang SD mengalahkan segalanya. Sd kelas 1 sampe 2 di Cakra Buana, masih berkawasan di Depok Jabar. Sekolah dengan aliran berbeda dengan sebelumnya, yaitu sekolah umum. Walau tak lama aku  bersekolah disini, tapi cukup menorehkan kenangan. Disini aku mendapat banyak teman-teman baru. Dan aku mulai mengikuti ekskul yaitu kegiatan di luar bidang akademik. Aku memilih wushu dan drum band. Untuk wushu, tak banyak yang aku ingat. Hanya saja yang mengesankan adalah saat aku bisa mendapat sabuk kuning dari sabuk hijau. Artinya aku naik tingkat. Aku juga dapat melakukan jurus kuda-kuda dengan baik. Waktu itu masih kelas 2 SD, tim drum band sekolahku terpilih untuk ikutserta dalam perlombaan yang diadakan oleh Diknas tingkat SD se JABODETABEK.
Drum band with Nada and Rasika *peace*
 Pada saat blocking aku ditempatkan diurutan paling depan untuk memimpin teman-teman dalam barisanku sambil mengalunkan nada-nada cantik dari pianika, Kami bergerak membentuk formasi-formasi. Dan aku yang paling depan, harus ingat formasi-formasi yang akan dibentuk. Terima kasih kakak-kakak pembina telah mempercayaiku sebagai pemimpin barisan. Alhamdulillah jerih payah kami berlatih setiap pulang sekolah sampai sore  dapat membuahkan hasil yang baik. Semua guru dan kepala sekolah kami bangga. Aku termasuk anak yang aktif, begitu guruku selalu bilang.,. haus akan tantangan. Anak yang bosan kalo cuma di rumah aja. Ingin selalu penuh dengan kegiatan di harinya. Lantas, akupun mengikuti beberapa les di luar sekolah. Les bahasa inggris dan keyboard salah satunya.
Satu lagi pengalaman kecil laras, saat kelas 1 sd ketika "Hari Anak Nasional" tahun 2006 aku mengikuti lomba Teater Anak se-jakarta di Bentara Budaya, Palmerah. Jakarta Pusat. Peranku hanya kecil saja, sebagai seekor tupai. Tapi aku sangat menikmatinya. Hmmm lagian menurutku tak  ada itu yang namanya peran kecil dan peran besar, semua peran sama andilnya,   semua saling melengkapi, saling dukung , saling memberi ruang,  hingga terbentuk harmoni. Indah sekali. Setelah turun dari panggung, ada dua orang kakak yang memegang camera dan membawa mic diam-diam menghampiriku. Sambil membungkukkan badannya, berjongkok seraya mensejajarkan badannya denganku (maklum badanku masih sangat kecil kls 1 sd /6thn), Lalu ditatapnya mataku lekat-lekat sambil tersenyum ramah kepadaku, lalu bertanya "Dek, tadi yang berperan sebagai tupai ya? Kakak boleh tanya-tanya sebentar?"  "Iya, boleh Kak" jawabku dengan polos dan tersenyum lebar. Kemudian kakak itu melontarkan beberapa pertanyaan. Salah satunya "Bagaimana tadi perasaannya ikut berperan dalam pementasan dongeng rakyat ini?" Aku menjawabnya tanpa berfikir panjang degan  polos dan spontan khas anak anak,  "Seneng banget, seru apalagi yang nonton ada bulenya. hehehe." Yaampun lucunya, malu laras mengingatnya. Memang salah satu tamu dalam acara itu ada turis dari luar negeri. Pendongeng legendaris Pak Raden, Bu Kasur dan Kak Seto juga turut hadir disana. Nah, karena acara tersebut diliput oleh salah satu stasiun tv swasta maka orang rumah dan teman-temanku ada yang melihat cuplikan wawancara tadi dimuat di berita sore. Senangnya bisa berpartisipasi dalam event hari anak nasional.  Alhamdulillah pengalamanbaru lagi.

 Ketika tahun ajaran baru, tepatnya saat kenaikan kelas 3 Ayahku dipindah tugas ke Surabaya. Aku dan mama pun ikut 'boyongan'.., alias pindahan ha ha. Cari suasana baru juga temen-temen baru. Sedih juga ninggalin Jakarta, kota impian, kota sejuta warna, keluarga dan sanak saudara ada di sini. Tapi apa boleh buat, hidup selalu bergerak dan berubah, kita harus berani itu yang orang tuaku tanamkan selalu. Hidup itu adalah perubahan itu sendiri.,, mbak Laras gak boleh takut.., kan ada Allah.., begitu mama selalu mengingatkan. Kalo kita cuma berkecimpung di satu lingkup yang itu-itu aja orangnya, jadinya kita ada di 'comfort zone terus' artinya udah terbuai dengan rasa aman di satu lingkungan. Susah deh adaptasi dengan perubahan. . Makin banyak kenalan,makin banyak pengalaman,  wawasan, menjadikan kita lebih bisa berfikir terbuka. Sotoy banget ya gueee. Tua bener bahasanyeee. Udeh kaya yang bener aja  he he.., just share. Well, markijut. Mari kita lanjut.


Welcome to Kota Pahlawan! Surabaya kota yang cukup panas. Beda dengan tempat tinggalku sebelumnya. Orang-orangnya ramah. Dialeknya juga lumayan melekat di otakku. Seperti 'iya ta?' 'arek iki yo opo seh' 'omahmu ndek ndi?' 'kon iki yo opo?" hahaha jadi ikutan flashback nih. Disana, aku dan mama berkunjung ke beberapa sekolah untuk disurvey.Bukan mlaku-mlaku nang tunjungan, tapi mlaku-mlaku nang sekolahan :p Akhirnya kami memutuskan untuk bersekolah di SD Al-Azhar Surabaya untuk semester pertama. Sekolah ini masih sangat baru waktu itu. Murid-muridnya masih sedikit. Eksklusif memang, beberapa mata pelajaran pun menggunakan bahasa inggris.  Hari pertama di sekolah, aku belajar pkn. Lalu aku diminta untuk membaca satu paragraf yang ada dalam buku tersebut. Dengan lantang aku membacanya. Nah, di satu kalimat ada kata 'jowo'. Lancar saja aku membacakannya dengan mulut membentuk huruf o, keluarlah kata jowo. “Hahahahaha” satu kelas menertawakanku. Entah kenapa. Aku benar-benar gak tahu apa yang mereka tertawakan. Bu Guru hanya tersipu. Tawa pun mulai memudar, lalu bu guru berbicara. “Laras, kalau orang jawa ngomong 'jowo' tidak seperti itu, huruf o nya tidak dijelaskan seperti tadi. Makanya teman-temanmu tertawa”. Oh, jadi seharusnya mulutnya tidak membentuk huruf o melainkan sedikit  melebar dan sedikit di tekan jadi mereka mendengarnya aneh maklumlah anak baru  haha. Itu kejadian yang 'awkward' di hari pertama.
Semester satu usai. Dirasa kurang puas dengan sekolah ini karena beberapa hal yang tidak sesuai  dengan  pola asuh mama, maka mama sudah memilih sekolah baru untukku di semester selanjutnya. Berpisah lagi dengan teman-teman, dan berkenalan dengan teman-teman baru lagi. Aku pun akhirnya sudah terbiasa seperti itu. Sekolah baruku ini beda banget dengan sebelumnya. Rame, satu kelasnya bisa hampir 40 anak, kelas paralelnya ada 6 kelas, dari yang naik becak sampai bermobil dengan pintu slading ada. Well, i'm so excited. SD Muhammadiyah 4 pucang surabaya. Here I am.

Menjadi murid baru di tengah semester memang tidak mudah, karena teman-teman di kelas sudah saling mengenal satu sama lain, lalu muncul satu makhluk asing. Gak segitunya juga sih, tapi kurang lebih begitu. Aku ingat sekali hari pertama adalah olahraga. Aku memakai seragam olahraga yang baru dibuka dari plastiknya. Tercium wangi khas baju baru. One of my favorite smell, haha. Mama lah yang selalu mengantarkan aku ke sekolah, dan di hari pertama pasti ia mendekatkanku dengan anak-anak di kelasku. “Halo nak, namanya siapa? Kelas 3c juga ya? Laras boleh bergabung ??” begitulah biasanya mama menyapa dengan ramahnya ,  beliau kan ex guru tk, jadi pendekatan dengan anak-anak  paling jago deh. 
Di sini aku kerasan. Anak-anaknya lebih bervariasi. Kenalanku semakin banyak dengan mengikuti ekskul basket dan juga teater. Oh iya! Teater!. Ada pengalaman seru yang gak bisa aku lupain nih disini. Pak Oni namanya, guru bahasa indonesia dan teater di sekolahku. Kurus, jangkung, jakunnya nampak sekali, kumis tipis tapi rajin dicukur, kadang juga berjenggot. Bahasa indonesia merupakan salah satu pelajaran favoritku. Maka, aku tak pernah mendapatkan nilai dibawah angka 8 untuk pelajaran ini. Mungkin karena itulah Pak Oni memilihku untuk mengikuti lomba puisi se kecamatan Gubeng pada kelas 4 sd. Sepulang sekolah aku, Pram dan Ano murid yang juga dipilih ikut lomba rajin berlatih. Pak Oni menyiapkan syair lagu 'Laskar pelangi' untuk dibacakan menjadi puisi. Good! Dengan alunan gitar yang dibawakan kakak kelas kami, latihan pun dimulai. Karena aku satu2nya perempuan maka aku berdiri di tengah, pram dan ano di sebelahku. Semakin banyaknya kami berlatih, lalu improvisasi kami ciptakan bersama. Mantaplah latihan kami, saatnya beraksi! Disana, di THR (Taman Hiburan Remaja) sudah terpasang spanduk “Lomba Puisi se kecamatan Gubeng” dengan panggung kecil juga 3 meja dan 3 kursi di hadapan untuk sang juri, kami pun bersiap. Aku lihat sudah banyak peserta yang datang dari berbagai sekolah. Dengan dandanannya yang luar biasa, make up yang 'ulalaa', juga seragam yang kompak mereka tampak bersiap-siap seperti halnya yang aku lakukan dengan pram dan ano. Kami hanya menggunakan pakaian sederhana. Aku memakai jilbab, kemeja putih lengan panjang, vest warna merah, juga rok panjang warna putih. Pram dan ano memakai kaos dan celana panjang saja. Kami bertiga juga memakai kain yang diikat pada kepala bertuliskan "Laskar Pelangi". Di saat seperti ini aku lebih sering tidak gugup dan lebih memilih bermain dengan teman-temanku, tapi sebaliknya mamaku sering terlihat gugup karena anaknya ingin tampil, tetapi, ia menutupi kegugupannya dengan selalu menyemangatiku. 'Mmm mama... I really want to be the best, trust me mom.." :) Kami mendapat giliran maju ke panggung ketika matahari sudah terbenam. Suasana terlihat lebih ramai dari siang tadi. Baiklah mari kawan its time to rock the show! Kami bertiga naik ke atas panggung, kakak kelas kami sudah siap dengan gitar akustiknya. Lalu kami duduk menumpu betis. 'Jreeeng' gitar dimainkan. Kami mulai berpuisi dengan intonasi dan penghayatan, serta gerakan seperti kami sedang berlatih di sekolah kemarin. Berpuisi juga salah satu kegemaranku karena dengan membacakan puisi kita bisa menyampaikan pesan dan rasa kepada penonton. Seusai membaca puisi kami bertiga lalu berdiri dan alunan gitar semakin cepat kamipun menyanyikan lagu “Laskar Pelangi” sambil menari-nari kecil, berputar-putar, dengan gembira semangat dan senyum yang mengembang. “Selamanyaaaaa” kami hormat pada juri dan penonton, memberi salam lalu turun panggung. Woohoo! Puas rasanya sudah memberikan yang terbaik untuk sekolah kami. Semoga saja hasilnya juga membanggakan. Seminggu setelah itu, saat hari senin aku mengenakan seragam putih merah seperti biasa, berbincang dan bercanda bersama teman-teman di kelas. Saat istirahat tiba., Pak Oni masuk ke kelasku dan memberikan kabar bahagia untukku, untuk kami semua SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Kami mendapat juara pertama untuk lomba puisi tingkat kecamatan yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. Demi apa? Aaaaaaa! Alhamdulillaaaaah, terima kasih ya Allah. Sontak aku langsung teriak dan loncat dari bangku kelas. Teman-teman memberi selamat dan pelukan untukku. Senangnyaaaa. *Video lomba puisi bisa diliat di fb Ardhia Pramesti Regita Larasati.

Banyak kenangan indah di Surabaya yang masih kuat dalam ingatanku. karena mama ingin terus menggali potensi putri semata wayangnya maka  di surabaya pun kegiatanku tidak hanya di sekolah tapi juga di luar sekolah. Suatu sore (masih kelas 3 SD) aku jalan-jalan ke Taman Budaya "Cak Durasim", di sana mama mengenalkanku dengan tari tarian tradisional khas jawa timur, dan ternyata bukan hanya tari tradisional saja, melainkan ada dance, hiphop, pun modeling. Aku sangat tertarik dan ingin mencobanya. Langsung saja aku mendaftarkan diri. Sanggar Gito Maron namanya. Jadi, setiap hari minggu sore akan ada jadwal untuk latihan menari disini. Yes. Minggu berikutnya aku kembali ke Cak Durasim. Ini hari pertamaku berlatih. Setelah masuk ke ruangan latihan yang sebagian dindingnya dipenuhi cermin, aku diberi nomer anggota. 424. Lalu aku kalungkan nomer anggota di leherku. Aku pun sudah diberi seragam dan memakainya. Sepatu ku ikat rapih. Teman-teman mulai berdatangan. Pelatih pun menyapa ramah semua murid-muridnya. Latihan dimulai! Boom Boom Tah! Boom Tah! Musik diputar. Berdentum kencang. Menghentakkan jantungku dan membuatku semakin bersemangat. Aliran hiphop! Aliran baru buatku. Gerakannya powerfull banget, kadang patah-patah, pokoknya dinamis deh. Well, i've got the soul guysss! Kelas hiphop usai, ada istirahat sebentar yang cukup untuk mengisi perut. Aku berkenalan dengan banyak teman baru yang luar sekolah. Friendly, tetapi mungkin ada beberapa yang merasa senior. Jadi masih jaga jarak sama anak-anak barunya. Itu biasa, resiko anak baru. Setelah istirahat dilanjut dengan kelas tradisional. Kami diajarkan tarian tradisional khususnya jawa timur. Aku merasa dapat mengikutinya dengan baik karena aku juga sempat mengikuti kelas tari tradisional ketika kelas 2 sd dulu. Disini pun, kami diajarkan sedikit tentang modelling. Karena dalam jangka waktu dekat akan diselenggara lomba "Ning Suroboyo". It's a new challenge! Yang namanya Ning Suroboyo, sudah pasti dialeknya harus suroboyoan. Yang ikut anak-anak sanggarku yang notabene asli surabaya. Tak apa, yang penting kan sudah berusaha. Setelah berlatih selama beberapa minggu, ajang "Ning Suroboyo" berlangsung. Satu persatu para Ning Suroboyo memperkenalkan dirinya lalu melenggang cantik di atas catwalk. Pada saat giliranku maju, aku melenggang dengan santai. Lalu, memperkenalkan diri dengan bahasa jawa timuran. Sepert inilah aku berbicara "Assalamualaikum, Kenalno aranku ning Laras ,omahku ndek jemursari loro.." dan seterusnya. Agak canggung memang, karena itu benar-benar pertama kalinya aku menggunakan bahasa jawa di depan umum. Hihi sedikit malu juga. Dan akhirnya pengumuman pemenang pun dimulai. Aku mendengar sorak sorai penonton dan orangtua yang bertepuk tangan atas kemenangan anaknya. Sampai detik terakhir namaku tidak juga dipanggil. Ini bukan hari keberuntunganku. Aku tidak berhasil memenangkan lomba ini. Tapi tak apa, setidaknya ku tlah mencoba. Dan pasti aku akan berusaha dan belajar untuk menjadi yang lebih baik lagi. Khususnya dalam berbahasa jawa timuran ha haa .  

Di Sanggar Gito Maron ini setiap tahunnya ada acara "Gatra Pesona" yaitu acara yang menampilkan  murid-muridnya, menunjukkan kemampuan menarinya, juga modellingnya. Di akhir acara akan ada penghargaan bagi murid-murid yang berbakat. Acara itu di selenggarakan di Taman Budaya Cak Durasim. Sekedar informasi; Cak Durasim ini diambil dari nama seniman Ludruk kelahiran Jombang yang mempopulerkan cerita-cerita  legenda surabaya dalam bentuk drama pada thn  1937. Untuk persiapan acara tersebut kami giat berlatih. Malahan ada yang berlatih hingga malam hari. Kekompakkan gerakan, detail gerakan, menghafal gerakan dan formasi, power harus tetep dijaga, dan lain sebagainya. Tentunya kami juga mempersiapkan kostum2 yang berbeda untuk setiap tarian yang akan ditampilkan. Daaan, Gatra Pesona resmi dimulai!!.. . Para murid sudah bersiap dari pagi hari, bahkan dari subuh ada yang sudah ke salon dan mempercantik diri untuk acara hari ini. Semua teman-teman yang kulihat sudah well prepared banget deh. Kemudian siang hari acara dibuka dan kami pun sudah bersiap di backstage. Tari Hiphop, Tari Tradisional, dan Berjalan di Catwalkpun sudah kami tampilkan. Semua penonton bersorak sorai, riuh tepuk tangan mengakhiri penampilan terbaik kami. Tak terasa hari sudah mulai gelap. Kantuk pun perlahan mulai membujukku untuk terlelap. Tapi kami disini masih menunggu pengumuman yang akan disampaikan Sang Pelatih akan penampilan kami tadi. Aku tahu, aku masih anak baru disini. Yang lain ada yang sudah bergabung selama 3 atau 4 tahun , bahkan ada yang sudah 5 thn. Mereka sangat hebat dan berbakat semua. Lalu terdengar suara 'ngiiing' suara khas mic yang sedang di tes. Di atas panggung sudah ada Pelatih kami yang akan mengumumkan siapa sajakah yang mendapat penghargaan.
Dira,Laras,Sitha. Gatra Pesona at Taman Budaya Cak Durasim,Surabaya
 Penghargaannya beragam. Dari busana terbaik, performa terfavorit, bintang kecil berbakat, dan yang paling diinginkan oleh semua murid adalah menjadi 'Bintang Kecil'. Yang mendapat penghargaan 'Bintang Kecil' akan memegang predikat itu selama setahun. Kemudian di tahun berikutnya akan bergantian dengan murid lainnya yang terpilih. Okeeey suasana semakin senyap. Sepertinya semua sedang merasakan tegang dan deg-degan seperti apa yang kurasakan. Pengumuman dimulai. Satu persatu nama dipanggil, murid-murid maju ke atas panggung lalu menerima penghargaannya masing-masing. Awalnya aku merasa ragu, tetapi ternyata namaku dipanggil juga! Alhamdulillah... Aku mendapat piagam bertuliskan "Bintang Kecil Berbakat". Senang dan bangga yang kurasakan. Semua butir-butir keringat yang keluar, letih dan lemas selama berlatih terbayar sudah. Thanks God. Love you Mom. Love you Dad.



Tak terasa ramadhan tiba. Kami murid kelas 4 sd waktu itu menyambut bulan yang penuh berkah ini dengan hangat. Sekolahku Muhammadiyah 4 Pucang akan mengadakan pesantren kilat. Kegiatan ini wajib diikuti seluruh murid. Dan dilaksanakan di luar sekolah. Pakaian dan seluruh perlengkapan sudah dikemas dengan rapi. Berangkaaaat. Bis sudah siap. Meskipun tak ber AC tetapi aku dan teman-teman sangat menikmatinya. Kami berdoa dan melambaikan tangan dengan para orangtua yang telah mengantar kami ke sekolah. Dalam perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang memanjakan mata. Udara di luar pun semilir membuat nafasku terasa lebih lega. Sungguh indah negeri ini. Kami pun sampai di lokasi. Cukup lama perjalanan yang ditempuh tak membuat semangat kami luntur. Kami turun dari bis lalu disambut udara dingin dengan lembut. Dengan menggendong tas yang dibawa, kami bergegas menuju tempat peristirahatan. Kamar perempuan dan laki-laki dipisah. Kami beristirahat sebentar, meminum segelas teh hangat membuat kami siap kembali menjalani aktifitas di hari ini. Banyak kegiatan yang kami lakukan bersama-sama selama seharian. Dari mulai Ice Breaking atau permainan-permainan kecil, outbond, dan di malam hari guru kami memberikan Renungan Suci yang berhasil membuat suasana hening, sunyi, semua kepala menunduk, seluruh hati terenyuh, seluruh jiwa memohon ampunanNYA, seluruh air mata meneteskan penyesalan, kami semua berdoa dan bersujud memohon ridhoNya. Momen ini yang paling kutunggu. Sebab disini, kami semua dapat merefleksikan diri kita. Bercermin, menghapus yang salah, lalu bertekad menjadi yang lebih baik. Terima Kasih guru, engkau telah memberikan banyak pelajaran untukku. Hari sudah gelap, setelah makan malam kami beristirahat. Tak lama kami memejamkan mata, hanya sekitar 3 jam lalu kami dibangunkan untuk sholat tahajud. Rasa kantuk benar-benar tak tertahankan. Mata terasa sangat berat. Badan masih merindukan kasur. This is the real Pesantren Kilat pikirku. Dengan begitu kami terlatih untuk bangun dini hari dan lekas bertahajud.
Mengunjungi kembali  SD Muhammadiyah 4 pucang Surabaya
disela-sela liputan. Setelah sekian lama
ditinggalkan.
Nah! Ada satu momen lagi nih yang gak bakal gue lupain seumur hidup. Haha. Ini hal memalukan yang pernah gue alami di kelas 4 SD. Malu banget. Jadi waktu itu pas hari valentine. Hari di mana toko buku menjual berbagai alat tulis berwarna pink, dimana semua jenis coklat lagi promo, ada juga yang menjual boneka pink plus coklat yang dipeluknya, yang lebih lengkap lagi boneka, coklat, plus bunga mawar merah. Lope lope dimana-mana dah. Kalo gue, paling ngabisin coklatnya aja tuh, haha kan lagi promo. Jadi, gue punya temen sebut saja dia Dani. Dia temen sekelas gue. Walaupun nilainya pas-pasan. Cowok ini dikenal jail dan lawak abis. Seru sih jadi temen, tapi males banget kalo udah keterlaluan. Rambutnya mirip gitaris "The Changcuters". Kalo ngomongin Dani gue jadi keinget sama "D'Masiv" gara-gara dia suka benget nyanyi lagu "Cinta ini membunuhku" di kelas. Balik lagi ke valentine. Dani ini naksir gue waktu dulu. Banyak banget tingkah anehnya buat deketin gue. Dari mulai minta tolong temen-temen, ngomong langsung, sampe beliin gue semua kaset lagu yang gue suka. Astagaaah. Apa banget yah. Gue inget hari itu hari kamis. Gue abis ekskul gitu deh jadi pulangnya sorean. Tas sengaja gue tinggal di kelas. Abis ekskul gue balik lagi dong ke kelas buat ngambil tas. Nah, disana ada gangnya si Dani. Mereka bilang, "Ras, periksa tas deh. Ada sesuatu dari Dani". Gue bingung, ngapain coba. Gue buka aja tas gue. Dan gue kaget setengah mati karena ada bunga mawar merah banyak banget beserta pernak-pernik gak jelas. Keliatannya kaget banget ya. Haha. Begitulah seorang anak kelas 4 SD yang baru pertama kali dikasih bunga. Malu. Kesel. GR Gak jelas, masalahnya banyak yang liat dan nge ceng-cengin gitu.., Sontak gue langsung ngambil semua bunga itu, gue ambil tas, lari keluar kelas, terus gue buang tuh bunga ke tempat sampah. Gak peduli lagi. Sampe di depan sekolah gue ketemu nyokap. Yang lebih ngeselin lagi temen cewek gue malah ngambil bunga-bunga itu terus langsung dikasih ke nyokap gue. what theee. Plis, ini malu-maluin. Huuuh untungnya nyokap gak marah atau gimana. Ia malah tertawa kecil sambil melirik gue yang masih dengan muka superduper jutek, "Trimakasih Sasa.., senang sekali" begitu nyokap selalu dengan sabar menenangkanku, seraya mengusap lembut kepalaku. 

Di penghujung semester 1 kelas 4 SD aku, mama dan ayah berunding. Mama sudah punya plan bahwa aku dan mama akan lebih dulu kembali ke Jakarta. Kami berdiskusi bersama di meja makan malam itu. "Mbak Laras ini butuh tantangan baru, Yah" itu yang selalu diucapkan mama kepada ayah kalau mereka sedang mendiskusikan tentang aku. mama memang lebih tahu tentang anaknya dari pada  ayah. "Mbak Laras?" ya, sejak aku lahir mama selalu memanggilku dengan sapaan 'Mbak' karena menurut beliau 'Mbak' adalah panggilan penghormatan bagi buah hatinya. Dan akhirnya kata sepakat jawabannya.
 Singkat cerita, aku dan mama sudah berada di jakarta. Kami memutuskan untuk mengontrak dulu di daerah rempoa, karena rumah kami masih terikat kontrak dengan orang lain. Setelah survey beberapa sekolah, pilihanku jatuh pada sebuah sekolah swasta bernafaskan islam yang berkawasan di Pondok Indah, jakarta selatan. Sekolahannya orang kaya. Semua bermobil. Dijemput dan diantar supir. Anak-anak gedongan yang dimanja dan dirajakan. Sementara aku anak yang biasa-biasa saja. Tak seperti anak-anak kebanyakan disini. Selamat datang di SD Bakti Mulya 400! Tak lupa, kegiatanku juga tak hanya sekolah-rumah. Lalu mama mendaftarkanku ke salah satu sanggar seni yang pusat kegiatannya di Gelora Bung Karno Senayan.

Gedung bertingkat tiga, dengan cat abu-abu, dan desain masa kini. Kelas full AC, kursi dan meja tersusun rapi, infocus yang sudah terpasang diatas, papan tulis yang tidak biasa yaitu glassboard alias terbuat dari kaca. Jujur, baru pertama kali aku merasakan sekolah se eksklusif ini. Dan glassboard yang juga membuatku terkagum-kagum. Huh dasar norak. Ok, stop noraknya. Sekarang aku sudah di kelas untuk pertama kalinya duduk di semester 2 kelas 4 SD. Aku datang lebih awal karena menghindari macetnya ibu kota. Yup, ternyata di sekolah masih sangat sepi. Kesunyian sekolah itu khas banget rasanya. Angin pagi masih bisa kurasakan lembut semilir. Ketukan sepatu yang melangkah terdengar nyaring ketika aku melewati koridor. Aku menuju kelasku, kelas 4A. Tentunya ditemani oleh mama. Disana sudah ada Bu Mega, Wali kelas baruku. Mama dan aku berbincang ringan dengannya. Memperkenalkan aku dengan sekolah ini. Tak berapa lama aku menunggu, matahari di luar telah menyapaku hangat, beberapa teman baruku mulai berdatangan. Ya Allah, smoga hari pertamaku menyenangkan. Gumamku dalam hati. Ingat sekali, yang datang paling awal setelahku adalah beberapa anak laki-laki. Ada Biaggi, Agassi, Washtin, dan Rasya. Bu Mega mengenalkanku dengan mereka. Masih malu-malu. Senyum selalu kuberikan pada setiap teman baruku. Kemudian setelah semua datang dan bel berbunyi, kami memulai kelas. Bu Mega memperkenalkan aku kepada seluruh teman-teman di kelas 4A. Lalu, aku duduk di kursi yang masih kosong. Kegiatan belajar mengajar berjalan. Tetapi rasa-rasanya ada yang tak enak. Beberapa anak perempuan bergerombol, berbisik-bisik, dan sesekali memicingkan matanya melirikku tajam. Lirikan yang sudah kukenal. Sinis. Sepertinya mereka belum bisa menerima  kehadiranku. Aku santai saja. Tidak membalasnya. Jam istirahat tiba. Aku, Dinda, Anggi, Della dan beberapa teman lainnya pergi ke kantin. Mereka teman-teman yang friendly. Di kantin aku juga berkenalan dengan beberapa teman dari kelas lain. Senang rasanya memiliki teman baru. Tetapi rasa gak nyaman dan takut kadang muncul saat aku tak sengaja melihat perempuan yang di kelas tadi. Sebut saja dia Rana. Aku mendapat celetukan dari temanku. Dia memang anak yang terkenal banget paling gak suka setiap ada anak baru. Dia merasa perhatian teman-teman jadi ke anak baru. Bukan ke dia. Rana pernah bilang, "Gue jadi gak popular lagi tau gak, gara-gara anak baru yang sok cantik itu!!." Semua seolah-olah terhasut omongan-omongan negatifnya tentang diriku. I feel like everybody's looking at me like i'm a stranger or something. Rasanya kalo jalan sendirian di koridor, terus banyak temen-temen yang ngeliatin itu canggung banget. Tapi sebenernya aku tidak benarbenar sendirian. Aku masih punya temen-teman yang simpati sama aku, yang mau menerimaku dengan baik, bercanda tawa serta berbagi cerita bersama. Ya Allah, smoga virus negatif Rana ini tidak bertahan lama. Cepetan expired please, supaya aku betah di sekolah ini. Dalam hati yang amat sangat terganggu dengan semua perasaan-perasaan bodoh ini. Tidak seharusnya seperti ini. Ini hanya ujian, agar aku bisa lebih fight. I trust you Allah, and I will always do. You always by my side. 
Laras, Anne, Kamilah, Nadira. I miss you so much girls!
Setelah beberapa minggu, Rana dan teman-temannya belum berubah. Masih dengan tatapan sinisnya, gaya angkuh, sengak gak karuan, serta perilaku serba 'sok'. Ia datang pagi itu dengan langkah sok beraninya ke dalam kelas. Di sini sudah banyak teman-teman yang berkumpul, dan mengobrol, serta wali kelas kami. Aku pun turut di sana. Hanya saja, aku sedang mengecek buku agenda di mejaku yang terletak di pojok kanan depan. Rana datang, ia membawa sesuatu sepertinya. Tanpa melirikku sedikitpun ia langsung bicara pada teman-teman " Hey guuuyss! Liat deh, gue kemaren habis photoshoot gitu. With Hannah Montana's style! Nih, gue bawa albumnya. Miss, liat juga ya Miss." "Aaaaa! Serius Ran? Kapan? Dimana?" Semua tertarik ingin melihat dan beberapa pertanyaan terlontar. Walaupun tidak tertarik aku hanya melirik lalu tersenyum simpul padanya. Setelah itu ia langsung melanjutkan "Oh iya, semuanya boleh liat album foto gue ya kecuali dia!" Rana menengok ke arahku, menatapku tajam, seraya menunjuk dengan gaya khas anak mami yang songong. "Gak boleh gitu dong Ran." Beberapa teman membela, guru pun juga menegur Rana. Ah, tapi malas. Hal itu tidak penting buatku. Sama sekali tidak tertarik untuk menanggapinya. Kulanjutkan saja mengecek lalu mengisi buku agenda. Sebagai seorang siswi smp seperti sekarang, gue cuma ngakak sendiri aja kalo inget ini semua. Ada aja ya, kelakuan anak kelas 4SD. Udah ngerasa yang "paling". Haduh, ampun ampun ampun.
Bagian dari Tim basket BM 400! Yeaaay. I'm no.5 next to no. 4 XD
 Okey, ini hanya secuil tingkah anak mami itu. Tapi, masih banyak yang lebih menyesakkan dada. Rana sering mempermalukan aku di depan umum. Aku diam. Rana sering menolak mentah-mentah dan mengadu pada guru saat dipasangkan denganku dalam kerja kelompok. Aku diam. Dan ini kata-kata yang masih ku ingat dan selalu terucap dari bibirnya. "Apa? Laras? Eeeww!" "Laras? No! Eeeww!" "Eh, lo jangan mau deket-deket sama laras!" "Ngapain sih lo, mau aja temenan sama laras." "Abal bat sih tuh anak" "Sok cantik bat sih tuh anak!" Ditampar, memang sakit. Dipukul dan ditonjok apalagi, bisa bikin luka-luka parah! Tapi ada yang lebih menyakitkan daripada ditampar, dipukul, dan ditonjok. Yaitu ditampar oleh kata-kata. It was really hurt! Semakin banyak perilaku jahatnya, semakin juga rasa sakit di dada. Sesak. Sering kali aku berteriak dan menangis dalam hati. Namun semakin keras juga usaha di kelas untuk menunjukkan yang terbaik dan aku tak pernah menampakkannya ketika di sekolah. Aku terlihat "fine fine" aja. Teman-teman hanya menyabarkanku, setelah Rana berbuat sesuatu padaku. Aku hanya tersenyum, lalu membiarkannya berlalu begitu saja. Tapi seiring berjalannya waktu, tekanan di dada tak bisa kuredakan. Air mata sudah tak tahan untuk terus di tahan. Sepulang sekolah, aku langsung menjatuhkan diriku ke tempat tidur. Menangis sekeras-kerasnya. Setidaknya melepaskan tekanan ini sedikit saja. Di saat seperti ini, selalu ada mama. Ia menanyakan keadaanku. Ia bertanya mengapa aku menangis. Ia melakukan kontak mata denganku. kontak mata yang teduh, menyejukan hati. Selalu. "Ma, aku udah gak tahan. Rana udah keterlaluan. Dia gak mau berhenti membenci dan menyakitiku." Dengan isak yang masih tersisa semua aku ceritakan, semua kucurahkan, semua uneg-uneg aku keluarkan. Agar rasa sesak di dada berkurang. Di atas tempat tidur aku dan mama duduk dan saling mendengarkan., mama selalu menguatkan hatiku," nanti  ini semua juga akan berlalu nak, asal mbak Laras terus menunjukan sikap dan prestasi yang baik." Setelah semua telah terbius rasa kantuk lalu terlelap, aku masih terjaga. Aku memutuskan untuk mengambil wudhu dan sholat tahajud. Hal yang sangat jarang kulakukan. Aku perlu bercerita dengan Allah. Sholat yang panjang. Doa yang panjang. Memohon dikuatkan , berharap Rana berubah, dan aku dapat menjalankan hari-hari di sekolah dengan fun dan lapang dada. Tak ada tekanan yang mengganggu. Hmmm lega rasanya. Dadaku terasa lapang. Selapang lapangan bola basket di sekolahku. Terima kasih Ya Allah.:)

Pembagian raport tiba. Alhamdulillaaah aku berhasil meraih peringkat pertama, rangking 1 dalam kelas. Bersujud padaMU, dan memeluk erat mama. Senyuman terus menempel di wajahku hari itu. Aku kembali ke rumah, lalu bersiap untuk esok hari. Karena pada hari ini, kami akan pindah ke gedung baru! Hyeaaaay! Gedung baru, gairah baru!
Kalo liat foto ini pasti langsung inget
serial Kepompong plus lagunya. Maklum kita sering nonton
juga soalnya :p
Pagi itu aku dan teman-teman mengelilingi gedung baru sekolah kami. Terasa sangat berbeda memang. Cat nya berubah, Ruang aula dipenuhi oleh kaca. Kamar mandi sangat bersih dan kering. Bangku dan kursi kami juga tak lagi kayu biasa. I love it! Bel berbunyi. Kami segera menuju aula untuk mendengar sambutan dari Bapak Kepala Sekolah. Semua berbaris rapi sesuai urutan kelas masing-masing. Aku di kelas 4A tentunya. Tak lama, Rana datang dengan berlari-lari kecil karena ia terlambat. As usual. Tak disangka ia langsung menghampiriku lalu menyapa dengan tersenyum lebar " Hai laraaas!" Heran. Biasanya paling anti sama yang namanya laras. Aku pun berpikir mungkin ia hanya ingin melatih kemampuan aktingnya. Lantas aku hanya membalas dengan senyuman pas. Hari demi hari kujalani. Perlahan semua berubah. Doaku terkabul. Terima kasih banyak Ya Allah. Engkau mendengar permohonanku. Rana with her gang udah gak lagi sinis kayak dulu. Malah Rana, ingin selalu sama aku. Rana berubah. Ia tak lagi sengak dan songong. Sekarang ia mulai mendekatiku, ia memohon maaf padaku atas perilakunya yang telah lalu. Di setiap kerja kelompok ia selalu bilang " Pokoknya gue sama laras ya." Dan juga ia sering memelukku seraya bilang "My sistaaaa." Begitu berubahnya Rana. Tak seperti dulu. Ia baik. Walaupun masih tetap sombong. Tapi tatapan sinis dan benci itu perlahan berganti dengan kesenangan, kekaguman, tatapan bersahabat. Mungkin karena ia mengetahui bahwa aku telah meraih peringkat pertama semester awal kemarin. Tapi, ah sudahlah. Itu tak terlalu penting lagi. Yang penting, Yes!! Sekarang hati Rana berhasil lunak. Kami dapat berteman baik. Walau tak terlalu dekat. Teman-teman Rana pun juga ikut bergabung terkadang pada saat istirahat dengan aku dan teman-temanku. Sudah cair. Seperti es yang dibiarkan lama di luar kulkas. Semua menjadi satu. Tetapi aku tak berangsur puas begitu saja. Aku tetap menjaga setiap perilaku. Agar tak menyinggung orang lain. Dan tidak juga senang yang berlebihan. Cukup dengan se bungkus coklat dan pelukan mama, rasa sakit terobati. Makasih ya Ran, sekarang lo udah berubah baik gak kayak dulu. Makasih juga benci lo. Karena benci lo itu yang membuat gue belajar. Untuk lebih rendah hati, berkuat hati, dan sebagai pengalaman yang gak bisa dilupain. Eh iya, kadang nih malah gantian gue yang ngerjain Rana. Lagian dia kalo udah suka atau kagum sama orang. Pasti apapun yang orang itu mau atau suruh, dia lakuin. I love you Rana, haha! :p
Class Meeting, last day in grade 4

Haaaaiii kelas 5! Sekarang aku disini! Menantikan momen-momen terbaik yang akan kau beri! Dan disinilah laras memulainya.

Semangat yang berbeda di pagi hari yang sejuk ini. Mama mengantarku ke sekolah. Tak lupa aku selalu salam dan mohon doa pada mama agar hariku menyenangkan hari ini. Mama selalu memanggilku kembali ketika aku ingin turun dari mobil dan berkata "Senyum ya nak buat temen-temen, dan hormat pada guru..." rasanya ada yang kurang jika aku tak mencium mama dan mendengar kata-kata itu. Bismillah, aku melangkahkan kaki dengan pasti menuju teras sekolah.  Di depan, sudah tertempel daftar nama kelas dan murid-muridnya. Dengan seksama aku mencari dimana gerangan namaku tersangkut. Ah! Kelas 5D! Alhamdulillah. Lalu, aku lihat kembali siapa saja yang ada di dalamnya. Ternyata Rana kembali menemaniku di kelas. Selain itu ada Anne, Rania, Miqaila, Clarissa dan lainnya yang akan bergabung bersama. Wait! aku berhenti pada satu nama. Nama yang tak asing. Tapi entah kenapa jantungku serasa berhenti berdetak. Suasana ramai seolah sepi, waktu seolah berhenti sejenak dan pikiranku terfokus pada nama itu. Otakku bertanya-tanya. Ini kayak mimpi. Gue akan sekelas dengan anak orang besar yang cukup kontroversial di negeri ini. Memang banyak beberapa tokoh masyarakat atau orang besar lainnya yang menyekolahkan anaknya disini. Tapi kali ini beda. Sebut saja ia "R". Hati gue rasanya campur aduk. Seneng, penasaran, malu, lantas gue langsung pergi ke kelas baru gue. Gue dianter sama Anne temen sekelas juga. Sampai di kelas, ternyata R udah ada di kelas!!  Lantas, gue cuma melirik dan tersenyum sekedarnya, seraya menaruh tas di kursi gue sementara R duduk di belakang seraya berbincang dengan beberapa cowok yang ada di sudut kelas. Gue tau dia ngeliatin gue. Tapi gue gak tahu kenapa gue gak sanggup untuk berlama-lama menatap matanya. Sekali lirik hati gue udah berdesir. Perasaan baru ini muncul. Dinding hati serasa dipenuhi oleh kupu-kupu yang bertebangan. Wahai!

Hari pertama wali kelas mengadakan pemilihan ketua dan wakil ketua kelas secara voting. Kami dibagikan secarik kertas lalu menuliskan nama teman yang dirasa pantas untuk menjadi ketua dan wakil ketua kelas. Terdapat nama gue dan R salah satunya di glassboard. Penghitungan dimulai. Poinku dan R bersaing. Semua kertas sudah habis terbuka dan dibaca. R unggul, sementara gue dibawahnya. Lantas keputusannya R dilantik menjadi ketua kelas. Dan gue, menjadi wakilnya. Kami berdua maju ke depan kelas. Lalu wali kelas kami mengumumkan bahwa kami resmi menjadi pemimpin kelas ini. Setelah itu kami segera mengumpulkan buku agenda ke meja guru. Tak sengaja mataku dan R bertemu lagi. hati berdesir. Ah! Tapi sepertinya ia mengirim kode untukku. Kami tersenyum. Lalu saling beranjak dari kursi dan berlari ke depan seolah berlomba menaruh buku agenda ke meja guru. Selama berlari mata kita tak lepas. Dan sampai saat ini aku masih menyimpan tatapannya dalam benakku. Tatapan cool tapi manis. Ketika istirahat ia tak pernah absen untuk bermain bola di lapangan bawah. Karena kelasku berada di lantai paling atas, aku sering melihatnya dari atas. Jago! Mainnya kelas banget kalo kata anak sekarang.
Surprise buat Nadira yang lagi b'day!

Sejak masuk di BM 400 kelas 4 SD (2008) Akupun membuat akun Facebook untuk pertama kalinya, karena teman-temanku disana banyak yang sudah mempunyainya. Bergaul di social media cukup menyenangkan. Kita juga bisa bermain games online. Pet Society dulu adalah salah satu games yang paling digemari teman-teman seusiaku. Berlomba-lomba jadi yang paling keren dan meningkatkan levelnya, bahkan kami juga sudah mengenal 'cheat'. Haha, demi sebuah games saja yaaa. Lalu pada kelas 5 SD aku mencari akun R di facebook. Aku menemukannya, namun akun itu di privasi. Tak apalah, aku add saja. Toh, temen-temen juga pasti nge add dia kan. Ok, klik. Hari selanjutnya R sudah menjadi temanku di facebook. Hari itu hari minggu, kami libur pastinya. Dan aku sedang menuju senayan untuk berlatih lenong. Aku sedang membuka akun facebookku, dan melihat siapa saja yang sedang online disana. I've got R on my screen!! Pengen banget ngajak chat. Tapi masa cewek duluan? Haha. Gengsi nih yeee. Ah, biarin aja. Klik namanya, lalu aku mulai menyapanya "Hi". Send. Sedikit menunggu lama. Tertulis " is typing a message" ia menjawabnya lagi! "Hi juga"! Sumpah dijawab gitu aja rasanya udah sesuatu banget. Sip, dan akhirnya basa-basi dimulai. Kami saling bertukar cerita. Sedikit berbeda dengan di sekolah. Ternyata dia ramah, hihi. Ia juga sangat suka membuat orang lain tertawa. He is a really fun boy. Di saat seperti ini gue selalu ngelibatin nyokap. Gue sangat open sama nyokap gue. Gue juga nunjukin chat gue sama R. Lalu dalam percakapan , dia menanyakan pin bb gue. God! Gue gak punya bb, waktu itu. Duh, malu juga nih. Tapi gapapa santai saja gue bilang kalo gue belum punya bb, terus gue kasih dia no hp. Sejak saat itu gue jadi sering banget chat sama dia. Di facebook, ym atau sms. Ngomongin hal apa aja. Sharing anything we want. Knowing each other. Saking seringnya kami ngobrol di dunia maya, kita udah ngerasa deket. R juga tak segan untuk menyeritakan kepada omnya tentang aku. Omnya juga berteman denganku di facebook akhirnya. Omnya bilang kalo R sering cerita tentang aku. Sejak saat itu pula R's has a different stare to me. Di sekolah, kami hanya sering bercuri-curi pandang. Ngobrolnya pake mata and gestur. Sama sekali gak pernah ngomong langsung. Geregetan juga rasanya, masa cuma di dunia maya doang. Tapi gak mungkin kalo cewek duluan kan. Serba salah. *langsungnyanyilaguraisa
5D's girls with Pak Nur :)
R is a gemini boy. Kalo yang gue tau, gemini itu pemimpin yang hebat. And yes! its true. Yes, he is. Orangnya gak banyak basa-basi. Selalu menonjol di lingkungannya. Sedikit pemalu kalo sama cewek yang disukai, itu dulu. Gak tau deh sekarang. Suka menunjukkan keahliannya, terutama di depan cewek-cewek. Tapi, gue jarang banget terpancing untuk ikutan ngeliatin dia bareng cewek-cewek lainnya. Mungkin itu yang bikin gue beda. Gak pernah ikut-ikutan dan 'caper' untuk dapet perhatian dari cowok. R yang mempunyai mata dan rambut coklat ini Dewa nya bola. Bola dan musik itu hidupnya. Setiap ada band rock datang ke Indo pasti nonton. Humoris juga! Dia sering banget bikin satu kelas bahkan sampai gurunya ikut tertawa akan leluconnya.
Nonton film juga salah satu hobbynya. Nah, waktu itu film 2012 lagi hits banget, dan baru banget tayang di bioskop. Kepikiran deh buat nobar. Ada tuh, temen gue yang paling semangat ngajakin nobar. Sebut saja Gana. Dia cowok gaul di sekolah, haha. Anaknya rame banget, heboh, cepet akrab, seru deh. Dia yang paling semangat kalo ngadain acara rame-rame gini. Gue jadi kepikiran buat ngajakin R. Lalu siang itu, gue buka facebook dan ngajak dia chat. Gue ngajak dia nobar 2012 di pim sama temen-temen. Gue kira dia udah dikasih tau sama Gana, ternyata nggak. Yaudahlah gapapa. Terus R nanya dulu sama bokapnya, boleh atau gak. Dia bilang boleh. Yes!!
Besoknya, semua udah ngumpul di XXI pim sekitar jam 2an. Udah rame banget disana. Kita semua udah megang tiket masing-masing. Tinggal beli popcorn, nunggu studio dibuka. Perasaan gue udah ngobrol lama sama temen-temen tapi R belum juga keliatan, pun sehelai rambutnya. Gue udah mulai curiga kalo dia bakalan gak dateng. Tapi gak mungkin, dia udah bilang ke gue kalo dia bisa. Macet? Rumah dia tinggal ngesot ke pim. Huh yaudahlah. Akhirnya gue sama temen-temen masuk studio karena memang udah dipersilahkan. Dan dia belum juga dateng. Gue pasrah aja. Gue duduk sama temen-temen cewek gue, di belakang temen-temen cowok . Kita tuh rame banget, becanda mulu. Sampe disuruh diem sama mba-mba di bioskopnya. Haha maap ya mbak. Di tengah film anak-anak cowok berisik, kayaknya pada ngomongin R. Gue denger "eh, si R dateng woy!" "dia bbm gue, katanya di depan" "dia kehabisan tiket!" Astaga! Dia bener-bener dateng! Karena penasaran, gue ikut anak-anak yang keluar. Ternyata bener, dia ada diluar. Dia ngeliatin gue seraya tersenyum untuk menandakan kehadirannya. Gue udah loncat-loncat jungkir balik dalam hati. Langsung aja semua pada balik ke studio ngajak si R. Karena R gak ada tiket, otomatis kita kekurangan kursi dong. Dan temen cewek gue sebut saja Naura, dia yang ngasih kursinya buat R. Dan Naura dipangku temen sebelahnya. Tapi sama aja dia sebelahan sama R! Argh! I'm officially jealous. Tapi gue tetep santai and enjoy the show. Setelah film berakhir, kami keluar. Semua ribut ngomongin kenapa R bisa dateng. Mati gue! Ternyata semua gak tau kalo R diajak. Gue langsung ngilang sama temen-temen deket gue, menghindar. Rumor pun mulai beredar! Bah! Kayak air minum yang udah tumpah ke lantai dan gak mungkin bisa dibalikin lagi ke tempatnya.
Di sekolah, gue termasuk anak yang gak banyak omong. Juga gak terlalu pendiam dan pemalu. Normal aja. Gue seneng punya banyak temen yang care sama gue. We had a lot of time to play together. Abis pulang sekolah gue sering diajak main ke rumah temen, main bareng, doin' some crazy stuff. Haha. Asal udah bilang mama, dan mama mengizinkan, its okaaay. Kadang juga kita sleepover di rumah salah satu temen. Biasanya kalo ulangan tengah usai, dan kita punya libur banyak. Seru banget! Tapi gue kadang suka heran, bisa-bisanya mereka main tiap hari. Karena emang gue yang sering absen pas main bareng pulang sekolah. mungkin., kebanyakan dari temen-temen itu merasa kesepian. Gak ada temen di rumah, orangtua sibuk, cuma ada pembantu, bete abis, bingung mau ngapain kalo sendiri. Tapi gak tau juga deh, yang jelas gue ngerasa beda aja dari mereka. 
Akhirnya mereka jadi lebih nyaman kalo bareng temen-temennya. Memang gue agak beda dari temen-temen kebanyakan. Gue punya nyokap yang dinamis. Nyokap bukan sekedar nyokap biasa. Nyokap gue can be anything I want. Bisa jadi guru, temen, bahkan adik gue. Jadi walaupun gue anak tunggal, gue gak pernah ngerasa kesepian. Karena nyokap gue menganggap gue juga bukan sekedar anak, gue diperlakukan sebagai teman, sahabat, bahkan gak jarang juga nyokap memperlakukan gue as her big sister. Nyokap gue sama sekali gak jaim buat ngelepasin peran 'nyokap'nya dan berperan sebagai layaknya seorang adik yang manja atau jail sama gue. Malah kadang gue yang lebih sering ngingetin nyokap gue buat hati-hati kalo lagi di jalan atau ditempat umum.  Gue juga gak jarang mengajarkan nyokap beberapa hal contohnya teknologi dll. Gue juga bukan anak tunggal kebanyakan yang dirajakan,yang selalu diturutin anything I want, dan manja. Karena nyokap gue udah ngajarin mandiri (self-help) dari kecil. Inget banget waktu masih toddler (2,5tahun) gue udah dibiasain pake sepatu dan seragam sendiri., walau ada PRT  tapi  gue di tanamkan  agar tidak menyusahkan orang lain, dan menganggap pembantu sebagai  bagian dari keluarga.  Nyokap juga selalu menanamkan keyakinan bahwa gue bisa!.," mbak Laras pasti bisa" ! begitu biasanya mama meyakinkan, sambil tersenyum dengan tatapan mata yang meyakinkan gue. Alhasil sampe sekarang gue terbiasa melakukan apa-apa sendiri. Dan gue ngerasa cukup nyaman dengan ini. .

Heeeey! Jangan ngantuk duluuuu! Masih mau dilanjutin kan first love story nya? Hahaaa. Mareee :D

Sampe mana ya tadi? Oh! ok gue mau nyeritain yang beda dulu nih. Gana. Udah pada kenal kan? Yups, temen cowok di sekolah gue yang ramaaaah banget anaknya. Seru deh kalo ada dia. Menurut gue kalo dari sisi wajah biasa aja, tapi karena dia murah senyum jadi lumayan. haha! Sama kayak cowok kebanyakan, suka main bola dan dia lumayan jago. Ternyata eh ternyata, gue baru nyadar kalo selama ini dia merhatiin gue. Kita emang lumayan sering chat juga di fb. Inget banget! Dia sering ngajak gue main missing lyrics! Jadi permainannya tebak lagu/penyanyi, atau ngelanjutin lirik lagu. Kadang dia juga suka main tebak-tebakan sama gue. Dan ada satu pertanyaan yang masih gue inget. "Kalo kita liat dari depan yang keliatan cuma tangan kanannya! Apakah itu?" dan jawabannya "Petugas tol" gue ngakak bantal-bantal waktu itu. Kocak abis! Walaupun beda kelas, tapi temen-temen gue sering dibuatnya ngakak abis-abisan. Gana juga murid yang sering ditunjuk oleh guru sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba. Seperti waktu itu aku dan Gana ditunjuk untuk mengikuti lomba dongeng antar sekolah di jaksel, juga pernah aku mengikuti lomba hafalan surat, dan Gana lomba ceramah. Cocok banget memang, dia kan banyak ngomong haha. Gana itu orangnya berani. Dia berani ngajak ngobrol duluan kalo di sekolah.
Lomba dongeng anak se SD Jakarta selatan, with my face painting.
Alhamdulillah, second winner :D
 Waktu itu sekolah kita lagi 'Class Meeting' dimana ada banyak perlombaan khususnya cabang olahraga yang diikuti antar kelas. Gue kebetulan lagi istirahat, dan belum tanding. Gue sama temen-temen duduk di pinggir lapangan sambil nyemangatin tim futsal cowok kelas gue yang lagi tanding lawan kelas sebelah, kelasnya Gana. Kalo bagian support-support gini gue sama temen-temen paling semangat! Heboh! Bawa-bawa karton tulisannya gini "5D is the best! Do the best! Go Fight Win!" Rame bangeeeet! Momen ini juga salah satu yang ditunggu-tunggu kami di sekolah. Dan pada saat itu suasana lagi tegang-tegangnya, karena waktu sebentar lagi habis. Pluit sebentar lagi akan ditiup tiga kali oleh sang wasit. "Ayo doooong pasti bisaaa" semua meneriakkan dan mengharapkan yang sama, yaitu agar kelas kami menang. Defense-offense.!! Defense-offense.!! Wasit udah teriak-teriak!!. Semua wajah pemain tegang ada beberapa yang tampak mulai marah. Permainan udah kacau. Udah pake emosi nendangnya. Pada saat itu tiba-tiba R jatuh!! Aduh kenapa? Gue gak tau kenapa, yang pasti gue selalu meringis setiap ngeliat siapapun yang lagi main bola jatuh. Gue liat kayaknya dia kesakitan. Sontak ketika itu ada tangan yang menjulur ke arah R! seraya ingin menolong. Gue kaget karena itu Gana! He did it! R akhirnya bangun dengan ditolong Gana. Gana menariknya perlahan, entah disengaja atau tidak, ia melihat gue dan tersenyum. Pertanda apa itu? Gue gak tau, tapi gue senyumin balik sambil gerakin mulut gue ngucapin 'thank you'. Gana memberi senyuman lagi sambil mengangguk pelan. Setelah pertandingan usai dengan hasil 5D menang (gue lupe skornya) gue ke atas bentar berniat ngambil minum di kelas. Lalu gue turun lagi, belum sampe lapangan, gue berhenti dulu di lantai 2, ngeliat yang lagi tanding dari atas seru juga. Tapi kalo rame-rame emang lebih seru. Gak berapa lama, ada cowok nyamperin gue terus berdiri sebelah gue. Deg! Siapa nih? dia bilang "Selamat ya" :) ternyata Gana! Gue sama Gana ngobrol-ngobrol bentar disitu sambil ngeliat anak-anak yang lagi tanding di lapangan. Dia nyemangatin gue, karena abis ini gue bakalan tanding futsal putri lawan kelas dia. Duh, kalo flashback gini jadi ke shuffle lagunya Ran-Jadi gila di otak gue. Soalnya  lagu itu moment gue sama Gana gitu deh! :p "Thanks Gan! Gue ke bawah duluan ya!" Lalu gue nurunin tangga sambil senyum-senyum sendiri. What a day!
Priiiitt!! Pertandingan di mulai! Oper sana. Oper sini. Tendang sana. Tendang sini. Meskipun gak ada bakat menggiring bola, tapi tetep pede aja. Babak pertama usai dengan skor 1-1. "Ayo! Lo pasti bisa! Mainnya jangan ngumpul! Mencar! Ok?" Cowok-cowok 5D menyemangati kami. Bismillah! Lets go girls! Dan Babak keduapun dimulai! Sering sekali kami out. Itu hal yang biasa bagi kami. Namanya juga gak pernah main bola, maklum yaa. Kadang suka 'hands' maklum juga banyak abas alias anak basket disini. Ok, akhirnya penalty untuk kelas kami! Dan temen-temen nunjuk gue yang nendang. Haha alright. Gue liat dari kejauhan Gana tepuk tangan sambil nyemangatin gue. Thanks! Bismillah... "Ayo lar! Pasti bisaaaaa! Fokuuss!" semarak teman-teman di belakang menyemangatiku yang sedang menatap bola dan bercucuran keringat di bawah sinar matahari terik jam 12 siang. 1..... 2..... 3! Dug! Suara bola yang tertendang mengalir dipikiranku. Semua tertuju pada gerakan bola yang berlari ke arah gawang, keeper sudah bersiap untuk menghadang........................... Dan bola masuk gawaaaaang!!!!!! Goaaaaaalll!!!! Sesuatu abis gue bisa ngegoalin! Senengnya abis-abisan. Gue langsung meluk-melukin temen gue atu-atu. Aaaaaaa thanks God! Di tengah keramaian gue liat Gana disana yang sedang bertepuk tangan bangga atas kemenangan kelas gue. Gue menatap dia pasti dan tersenyum lebar. :D
Gana itu orangnya frontal abis, jadi dia gak malu-malu buat nyatain perasaannya di depan temen-temennya. Gue kaget pas ditarik-tarik sama temen-temen pas jam istirahat, pas gue liat Gana juga ditarik-tarik ke arah gue. "Cieeeee Huuuuuu!!" riuh terdengar suara temen-temen memenuhi lantai 3. Tak sengaja Gana dan gue terjatuh disaat yang bersamaan begitu temen-temen melepas tangan-tangan mereka. Saat itu pula kegaduhan makin menjadi. Semua manyaksikannya. Gue malu abis. Wajah Gana udah kayak kepiting rebus. Merah abis! Gue liatin dia sambil nyengir-nyengir sendiri. Dia dengan bibir merahnya itu akhirnya menyatakan rasanya ke gue dan 'nembak' gue hari itu. Hahahahahahaa sumpah sekarang gue yang lagi ngetik ini ngakak sendirian. How awkward I am. Gue cuma menjawabnya dengan gelengan kepala dan tersenyum manis semanis-manisnya teh yang kemanisan. :p Tapi Gana bukan tipe yang gampang nyerah gitu aja. Dia nembak gue sampe tiga kali! haaaa -_- yang kedua temen-temennya bawa chitato buat gue supaya gue mau. Yang terakhir dia janji kalo ditolak bakalan lari keliling lapangan 3 kali. Dan dia bener-bener ngelakuin itu. God! Ganaaaaa you make me crazieerrrr like Taylor Swift XD. 

Di sanggar seni yang aku ikuti, banyak yang kudapat disana. Belajar acting, modelling, dance, presenter, dan ngelenong! Banyak temen-temen baru yang kukenal. Sanggar ini mempunyai beberapa cabang di jakarta. Pertama kali aku ikut trial di cabang Depok, aku mengikuti kelas disana tak lama. Lalu aku pindah ke cabang cibubur. Sepulang sekolah aku langsung kesana untuk berlatih. Disana aku mengikuti kelas Produksi Acting yaitu kelas yang fokus pada acting dan sudah dikonsep untuk perform. Awalnya aku hanya mengamati, lalu membaca skenario yang diberi kakak pengajar. Judul operetnya "Kimo dan Nenek Kimi". Sebuah cerita khayalan tentang seorang anak yang diculik dan diasuh oleh nenek sihir di kutub utara. Kimo tidak betah bersama Nenek Kimi. Lama kelamaan ia mulai merasakan keganjalan. Ia merindukan kasih sayang ayah ibunya. Lalu ia dibantu oleh teman-temannya untuk kembali ke tempat asalnya. Dengan berbagai cara dan berbagai mantra akhirnya Kimo berhasil kembali ke tempat asalnya. Lalu ditemukannya Ayah kandung Kimo yang ternyata sudah tidak waras sejak Kimo anaknya diculik. Walau begitu Kimo tetap menyayangi Ayahnya. Begitulah kira-kira sekilas cerita tentang operet "Kimo dan Nenek Kimi" yang akan tampil pada ulang tahun sanggar tersebut. Dari hanya beberapa kali latihan saja kakak pengajar sudah menunjukku untuk menjadi pemeran utama dalam operet tersebut. Yaitu menjadi Kimo. Alhamdulillah. Dan aku beradu acting dengan kakak senior di sanggar yang aktingnya keren banget, agak grogi sih tapi harus melakukan yang terbaik! Kak Puspa Ritchwary biasa dipanggil Anggi ia yang berperan sebagai Nenek Kimi, yang sekarang alumni Gadis Sampul 2009. Dia salah satu inspirasi laras juga, laras banyak belajar darinya. Dengan begitu aku semakin giat berlatih dan menghafalkan dialog yang cukup banyak dalam skenario, serta menambah improvisasi sendiri.
Kimo dan Nenek Kimi
Semakin banyak berlatih, semakin matang pula persiapan kami untuk hari pementasan. Kami sudah membeli berbagai perlengkapan yang harus dipakai seperti pakaian musim salju. Karena latarnya akan dibuat layaknya kutub utara. Yeay! Its time to perform!
Usai pementasan kakak pengajar mengumumkan beberapa kategori yang akan diberi penghargaan oleh sanggar. Tiap-tiap cabang ada murid terbaiknya yang terpilih sebagai anggota cabang terbaik. Alhamdulillah laras menjadi salah satu diantaranya dari cabang cibubur, jakarta.



Agar memperoleh lebih banyak informasi, laras pindah ke sanggar pusat yaitu di Gelora Bung Karno,Senayan. Disanalah laras bertemu dengan banyak teman yang punya beragam talenta. Disini laras masuk kelas lenong (sandiwara yang dikemas dalam dialek betawi). Suatu tantangan baru lagi karena disini laras belajar melawak dengan dialek betawi. Agak canggung juga bicara dengan gaya betawi, karena memang belum pernah sebelumnya. Karena sering berlatih dan bergaul dengan anak-anak asli betawi akhirnya laras terbiasa juga. Waktu itu kelas kami ditantang oleh guru untuk membuat cerita dan memerankannya sendiri per kelompok. Tantangan yang menarik bagi laras! Ide cerita kami buat sendiri, dialog kami buat sendiri, dan kami memerankannya sendiri kelompok kami bertiga yaitu Laras, Vira dan Febby. Dengan berpakaian ala none Jakarta, kami siap lomba ngelenong. Inget banget waktu itu saingannya 'kelas' punya, tidak mudah untuk dipatahkan. Salah satunya Riski Ardianto atau yang dikenal dengan Rizky Black dan Mona yang tempo hari pernah menghiasi layar kaca dalam program hiburan di salah satu stasiun televisi swasta negeri ini.
Kelompok kami, kami beri nama 'Sotoy' alias Sholeh tapi asoyyy...
Latihan sebelum naik ke panggung
Kurang lebih seperti ini cerita yang kami buat.
Pada suatu malam takbiran, Febby yaitu teman Laras berniat untuk memberi ketupat dan opor untuk tetangga-tetangga dekatnya. Lalu Febby berhenti lama di salah satu rumah yaitu rumah pacarnya Laras (dalam cerita ini). Eh Febby sama pacarnya Laras malah janjian di taman berduaan. Laras liat, terus cemburu dan langsung berlari dan menyanyikan lagu "Sakit Minta Ampun" yang waktu itu sedang nge hits. 'Jangan lagi kamu menusuk diriku dari belakang, karena rasanya itu sakit bukan main sakit minta ampun~" Sambil berpura-pura memegang pisau seperti ini orang ingin bunuh diri. Lalu Vira datang dan melerai kami. Dengan dialek lucu khas betawi, cerita ini mengalir begitu saja. Karena kami sudah banyak berlatih maka improvisasi kami ciptakan sendiri di atas panggung.
Sesudah kami tampil, kami melihat penampilan dari kelompok-kelompok lainnya yang sangat bagus-bagus dan berhasil membuat penonton terbahak. Kami agak ragu bisa menjadi juara.
Dan ketika juri mengumumkan satu demi satu pemenang, Alhamdulillah kami mendapat juara harapan I. Terima kasih ya Allah, segala puji hanya untukMU. Kami bertiga bertekad untuk belajar lebih banyak lagi.

Ibu Panti dan anak-anaknya

Pementasan yang tak kalah serunya adalah ketika kami semua murid lenong dijadikan satu. Jadi, semua kelas (acting,lenong,dance) di sanggar akan perform dalam acara ini. Kami dibuatkan cerita oleh guru dan kami sudah dibagi peran masing-masing. Aku mendapatkan peran sebagai Ibu Panti. Rizky dan teman-teman lainnya menjadi anak panti. Nama ceritanya adalah "Anak kampung anak komplek". Tentang kesenjangan sosial yang akhirnya dapat menyatukan anak kampung dan anak komplek. Disini Ibu Panti sedang prihatin akan keuangan pantinya. Kemudian beberapa anak panti salah satunya Rizky mengamen untuk membantu ibu panti. Pada saat mengamen Rizky bertemu dengan anak orang kaya yang sombong. Orang kaya itu tidak memerdulikan Rizky, tak lama ada pencopet yang mengambil tas dari orang kaya. Rizky dan kawan-kawan bergegas mengejar dan akhirnya berhasil mendapatkan tas anak orang kaya itu kembali. Setelah itu Rizky dan kawan-kawan mengembalikannya pada anak orang kaya yang sedang bersama ayahnya. Ayah dari anak orang kaya itu sangat berterimakasih. Sebagai tanda terimakasih dan persaudaraan ia bersedia menjadi donatur bagi panti Rizky dan kawan-kawan. Ibu Panti berterimakasih dan juga bangga pada anak-anak pantinya. Akhirnya mereka dapat menjalin ikatan persaudaraan baru dan berakhir bahagia. Drama ini dikemas dengan lucu serta diselingi gerak dan lagu-lagu yang sedang hits saat itu. Mmmm flashback gini jadi rindu dunia panggung. Teater, lenong, pernah menjadi bagian dari kehidupan laras.

Selama liburan kenaikan kelas yaitu kelas 4 ke kelas 5, aku mengisi kegiatan dengan mengikuti Science Camp yang diselenggarakan oleh Kompas group. Program ini bebas untuk siapa saja seluruh anak-anak SD yang berminat. I'm so excited! Karena kegiatannya berlangsung 2 hari 1 malam! Nginep!!! Yeaaaay! With no parents, dan semua temen-temen baru! It's gonna be fun! Science Camp tahun itu temanya tentang pesawat. Jadi kita sempet mampir ke bengkelnya pesawat, kami melihat seluruh isi pesawat, sambil mendengar penjelasan dari kakak pembina. Setelah itu kami bergegas ke daerah Gunung Geulis,Jawa Barat. Disana tempat kami menginap dan melakukan hampir seluruh aktifitas disana. Setelah manaruh tas di kamar yang sudah dibagikan per 4 orang, kegiatan dimulai. Kami mendapat banyak ilmu dan pengalaman-pengalaman yang langka didapetin di sekolah. Yang aku inget kita diajarin gimana kita survive waktu kecelakaan, terutama kecelakaan pesawat. Karena memang waktu itu sedang maraknya terjadi kecelakaan-kecelakaan pesawat. Gimana kita survive di tengah hutan, gimana kita bikin SOS, cara kita untuk meminta pertolongan, memimpin diri sendiri, apa aja yang bisa di makan kalo di hutan, gimana ciri-ciri air yang bersih dan layak minum, mandiri, disiplin, keberanian semua dapet. Di akhir acara secara per kelompok kami diberi tugas untuk membuat sebuah maket sesuai petunjuk yang sudah diberi. Ada yang membuat bandara, pesawat dan lainnya. Kelompokku, kelompok boeing team kebagian untuk mendapat sebuah maket pesawat. Kami berdiskusi lalu mengerjakannya bersama, lalu kami mempresentasikannya di depan semua peserta Science Camp lainnya, dan voting maket dari kelompok mana yang terbaik. Serta ada juga simulasi mengendarai pesawat! Seru seru seruuuu!!! Yang jelas dengan mengikuti Science Camp ini, aku ngerasa jadi lebih berani, disiplin, dan bisa memimpin diri ,( mengatur waktu untuk diri..) 2 hari 1 malam yang sangaaaaaaat menyenangkan!

Masih penasaran gak, bagaimana perjalanan laras sampai ada di layar kaca? Simak lebih lanjut yukkk!
Selama laras belajar di Gelora Bung Karno senayan, laras dapat banyak info casting. Dari mulai iklan, sinetron, film dll. Laras tak hentinya mencoba dan mencoba setiap casting yang kiranya sesuai dengan karakter dan persyaratan. Koki cilik adalah salah satu yang dicoba oleh laras. Gak cuma sekali laras mengikuti casting ini. Yang pertama dan kedua, laras gak lolos. Tapi laras  tidak menyerah, laras mencoba dan mencoba lagi. Akhirnya laras berhasil lolos audisi babak pertama yang diadakan di sanggar. Dari sekian banyak anak disanggar terpilih 4 orang dan akan casting lagi di kantor salah satu tv swasta tersebut. Bersanding dengan banyak peserta lain yang berasal dari sekolah-sekolah di jakarta dan sekitarnya. Setelah melewati 3 tahap audisi, yaitu memperagakan masak sambil mempresentasikannya, tes kecepatan dan ketepatan lewat games, dan menghafal PTC (piece to camera) kemudian mempresentasikannya di depan kamera
Sang Produser mengumumkan bahwa yang terpilih akan diberitahu via telfon 2-3 hari ke depan. Di mobil perjalanan menuju pulang, aku bercerita tentang bagaimana tadi di ruang audisi dan bagaimana peserta-peserta yang lain. Lalu mama bertanya, “Kira-kira berapa persen mbak Laras yakin diterima?” Aku menjawab dengan mata berbinar seraya membayangkan akan diterima, “ 75% persen ma.”  mama tersenyum penuh harap, dalam hatinya selalu mendoakan yang terbaik untukku. Terasa lama sekali menunggu 2-3 hari itu. Ternyata benar, hari ketiga mamaku ditelfon oleh Sang Produser. Seusai pulang sekolah mama langsung memberitakan kabar baik ini padaku. Alhamdulillaaah! Happy, satisfied, still can’t believe it would be happen.
Tepat pada tanggal 16 Februari 2010, laras resmi dikontrak sebagai host dalam salah satu program news tv swasta tersebut. Masih belum kebayang, apa yang harus laras lakukan ketika liputan. Sebelumnya, saya diminta untuk melihat copy tayang dari liputan-liputan sebelumnya. Masih belum jelas juga sih, bagaimana ritme kerjanya. Tapi yang pasti, laras siap menghadapi apapun yang terjadi di lapangan nanti.
Sehari setelah pengumuman diterima, saya dan mama dipanggil ke kantor untuk melakukan wawancara dan tanda tangan kontrak untuk pertama kali. Masih ingat sekali saya, apa apa yang ditanyakan oleh Kakak Produser dan Asisten Produser. Apakah saya siap liputan di luar kota 12 hari meninggalkan sekolah? Apakah saya siap dibangunkan subuh-subuh, untuk liputan atau pindah lokasi? Apakah saya siap untuk terlambat makan siang karena perjalanan panjang atau pekerjaan belum selesai? Apakah saya siap menunggu lama ketika crew sedang prepare alat dll?, juga siap untuk pengambilan gambar yang lama? Karena ini adalah liputan proses pembuatan yang hanya menggunakan satu kamera. Saya jawab “Siap, saya siap Kak ini tantangan baru buat saya.” Sejak saat itu, saya dan mama bertekad untuk bekerja dengan baik.


Bagaimana kisah tentang pengalaman Laras selama 3 tahun kurang 2 bulan liputan ke berbagai daerah bersama tim Koki Cilik dan Koki Pintar?, Saat pertama kali liputan, dan masih canggung?, Laras diremehkan, diperlakukan seperti boneka, dijadikan bahan tertawaan?, Apa yang membuat laras tetap bertahan?, capek fisik dan  mental mengikuti ritme kerja orang dewasa (wartawan ), panas terik matahari, kulit gosong , laut yang tenang tapi menghanyutkan, terlambat makan siang,  pengambilan gambar yang lama, sudah menjadi bagian  dari hidup laras saat itu. Gunung, sawah dan hutan pun menjadi jelajahan baru. Diberi kesempatan untuk menjadi MC dalam suatu acara yang cukup besar dan untuk pertama kalinya membawakan acara di atas panggung dengan ditonton oleh banyak orang, serta tatanan lampu ,kamera yang begitu gemerlap?. Juga the amazing experience for me yaitu diberi kesempatan untuk tugas liputan ke luar negeri. Rindu teman-teman sekolah saat trip 12-14 hari. Hilangnya waktu bermain dan belajar bersama temen-temen, berkurangnya waktu berkumpul dengan keluarga, gak bisa lagi les ini les itu. Bagaimana reaksi temen-temen Laras di sekolah?, Dan Cinta, apa kabarnya? Juga semakin banyak temen-temen baru yang mensupport Laras melalui dunia maya, melonjaknya angka pertemanan tidak menjadikan Laras tinggi hati dan merasa berbeda dari yang lain. Salah satu teman sejawat mengundurkan diri?  Gimana rasanya pada saat Koki Cilik berubah menjadi Koki Pintar? ,Perbedaannya?, Dan  akhirnya  pada  saat hari diputuskan bahwa Koki Pintar tak lagi tayang?
Simak kelanjutannya di “The Real Me” Bab 2!! See yaaaaa :D Salam @LarasArdhia8
.

22 comments:

  1. Keren bgt Laras...

    So fun, entertain and isnpiring...!!! :-)

    kami fans kamu,
    menunggu kelanjutannya...!!

    ReplyDelete
  2. aduh'
    bisa jadi biografi atau film ini blog, hehe
    lucu :D

    ReplyDelete
  3. very very inspiratippppppp !!! prestasi yang sangat mengaggumkan ras m(_ _)m

    ReplyDelete
  4. ga nyangka ya ternyata Laras punya bakat nulis,,, di tunggu postingan berikutnya ya,,,

    ReplyDelete
  5. keren bgt ras..gk nyangka bisa temenan sama org sehebat elu! great job! semangat terus yee :p :D !

    ReplyDelete
  6. hai laras :D I'm your "R" hahahahaha

    ReplyDelete
  7. Bagus :) Postingan pertama di hari menulis sedunia :)

    ReplyDelete
  8. kisah kamu sangat menarik, Laras :)

    ReplyDelete
  9. panjang juga' ceritanya,,,tapi bagus kok.....
    kita temenan ya..... :)


    #oh iya aku juga "R" loh....


    ReplyDelete
  10. Keren ras :D gk nyangka bisa temenan orang yang sehebat lu.. Coba jadiin buku aja ras.

    ReplyDelete
  11. Panjang Juga Yya kalau di baca jln Ceritanya.....

    Good Luck lah..

    ReplyDelete
  12. Larassss kanget badai sama lo.... , bener bagus banget blog lo , kaya prestasi lo di kelas Bhs indonesia dulu.... Nilainya 100 semua gue nilai buat loooo (yang kata menilai puisi temen) XD kangen berat......

    ReplyDelete
  13. mantap! mata langsung lelah, lemas, letih, dan lesu XD wkwk
    ditunggu yaa postingannya yang lain! keep inspiring^^

    ReplyDelete
  14. aaa aaaaaa aaaaaa.... what a nice story laras :3 gak sabar buat nunggu bab 2 nya..... *speechless*

    ReplyDelete
  15. mampir juga yah sahabat baik ku laras :D di blogspot aku , Official8dennis@blogspot.com

    ReplyDelete
  16. kecil2 pengalamanny segudang, nice :)

    ReplyDelete
  17. wew...nice artikel...biarpun panjang tapi seru banget...keep it up laras...^^
    oia, kalau berkenan silakan mampir ke blog saya di adanzlacerator.blogspot.com .....

    ReplyDelete
  18. foto waktu kecilnya laras lucu-lucu ☺

    ex : http://suryachandragobel.blogspot.com

    ReplyDelete
  19. sukses selalu ya maju terus wahaha (y)

    ReplyDelete
  20. kunjungi juga twitter & blogku @chriz_ferel & christopherferelc.blogspot.com

    ReplyDelete

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com